senin malam, di bawah alun-alun lampu temaram, cerita yang bergelimpangan, isak-isak kerinduan. lagi, kami berdua, meneguk air yang pandai bicara, pandai merasa, pandai segalanya-kopi.
untuk malam ini, dunia bukan milik kami.
di sini semakin sesak, semua manusia membicarakan manusia. berisik!
sekarang yang lapar sudah menjadi kenyang, yang kenyang menjadi lapar.
sekarang yang manis menjadi pahit, yang pahit semakin pahit, pahit sekali..
tapi kawan, kau harus tau, ada yang lebih pahit dari sekedar masalah percintaan, keluarga, sahabat, kerabat, teman, guru, kenangan; yaitu kopi tanpa gula, atau kopi tanpa air panas.
bayangkan saja, semoga dengan membayangkannya, kau sadar, bahwa masalahmu tak sepahit kopi tanpa gulamu, bahwa masalahmu, tak sebesar Tuhanmu.
ditulis di bawah bendera merah putih, diselip kerlap kerlip ranting,
di roemah kopi.
9 november 2015, bersama malaikat kecil
1 komentar:
Bagus sekali
Posting Komentar